Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2011

Memahami Punk

Sex Pistols; Sumber:www.morrisonhotelgallery.com Pemberitaan tentang para Punker (sebutan bagi para pemuja dan pemeluk teguh Punk)  yang digunduli dan diceburkan ke kolam di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam oleh polisi syariah mendapat perhatian luas tak hanya di Indonesia tapi juga di seluruh dunia. Tak kurang grup musik beraliran Punk dari Amerika Serikat Rancid juga mengajukan keprihatinannya ( di sini beritanya ). Ada apa dengan Punk?

Catatan Pembacaan Puisi dan Diskusi di Kafe Sastra Jakarta

Setelah suskes dengan  pembacaan puisi oleh 3 Penyair miring: Mohammad Faizi (Penulis Buku Puisi Permaisuri Malamku asal Sumenep), Malkan Junaidi (Penulis Buku Puisi Lidah Bulan asal Blitar), Sahlul Fuad (Penulis Buku Puisi Dusta asal Gresik)  pada 22/10/2011 silam Kafe Sastra Jakarta tadi malam (16 Desember 2011)  sukses menggelar hajatan "Penyair NUhammadiyah Beraksi."

Merayakan Kembalinya Cerita

Penulis cerita rakyat adalah seorang pemberani. Betapa tidak, cerita rakyat adalah sebentuk perlawanan terbuka atas novel sejarah yang mau memperlihatkan kegagahan, keperkasaan, dan patriotisme. Bercerita adalah seni berkisah dalam arti yang murni yang oleh sebagian pengulas narasi, cerita akan dipersengketakan dengan epik atau roman. Cerita mendasarkan dirinya pada sisi lain atau arus balik dari peristiwa besar historis yang biasanya digelorakan dalam epik. Cerita memperlihatkan selaksa pertentangan yang jika disarikan mengerucut pada pertentangan antara tradisi dan modernitas.

Catatan Pembacaan atas Sajak-sajak Tirakat

Sekumpulan puisi dalam 77 Sajak Tirakat mengingatkan saya pada puisi-puisi dari para penyair meditatif yang pernah sangat berpengaruh dalam jagat perpuisian Indonesia pada periode 70-an seperti Sutardji Calzhoum Bachri, Danarto, dan terutama sekali almarhum Hamid Jabbar. Penyair yang saya sebut terakhir kebetulan saya saksikan sendiri peristiwa wafatnya yakni saat beliau membacakan puisi sambil diiringi alunan musik blues di salah satu pelataran kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta penghujung Mei 2004.

MEMBACA GERAK-GERIK NASIONALISME NUHAMMADIYAH

Setelah sukses dengan Dari Kiai Kampung ke NU Miring (Arruz Media, Yogyakarta, 2010) Sindikat Miring Nasional, yang dipelopori penyair Binhad Nurrohmat, kembali menerbitkan buku kedua yakni Nuhammadiyah Bicara Nasionalisme (disunting Binhad Nurrohmat dan Moh. Shofan, Arruz Media, Yogyakarta, 2011). Buku kumpulan tulisan ini berkehendak merumuskan dinamika hubungan antara ideologi negara dan agama dengan berpegang pada pemahaman bahwa nasionalisme memiliki daya adaptif dengan ajaran dan laku keagamaan terutama Islam.   Nuhammadiyah Bicara Nasionalisme memuat lima belas tulisan dari lima belas penulis yang tumbuh dan besar di lingkungan NU dan Muhammadiyah. Mewakili NU di antaranya Binhad Nurrohmat, Acep Zamzam Noor, Sahlul Fuad, Eyik Mustain Romly dan lain-lain. Sementara itu, Moh, Shofan, Zoly Qodir, David Krisna Alka, Sa’duddin Sabilurrasad dan lainnya mewakili Muhammadiyah. Dengan senantiasa menjadikan Muhammadiyan dan NU sebagai cakrawala berpikir dari masing-mas...

4 Kitab Sastra Indonesia dan 1 kajian tentangnya versi Andy Fuller

1.  Jazz,  Parfum, dan Insiden   (Ajidarma, 2002) Sebuah novel yang diterbitkan pada awal 1990an.Novel ini dipilih tidak saja karena ia merefleksikan secara naratif keadaan para korban dan saksi mata atas pembunuhan massal di Dili tapi juga merepresentasikan sebuah kritik literer atas metode-metode penyensoran yang diberlakukan oleh Soeharto sebagai pemimpin rezim Orde Baru (1996-1998).  Di samping itu novel ini juga mengkreasi ulang kenyataan fragmentaris dari pengetahuan dan pengalaman-pengalaman urban kontemporer lewat metode penarasian yang fragmentaris dan terpisah-pisah.