Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2020

Brewok Maradona

Mendiang Diego Maradona memiliki   seekor anjing yang menderita gagal ginjal. Maradona telah berkali-kali membawa si anjing ke dokter hewan tapi, anjing betina kesayangan Maradona itu   tak juga kunjung sembuh. "Anjing yang malang," kata Maradona dalam sebuah sesi wawancara dengan majalah bola FourFourTwo . Maradona pernah punya pengalaman buruk dengan anjingnya, saat ia menjadi korban gigitan   si anjing. Ceritanya, Maradona bermaksud memegang anjing dari belakang, tiba-tiba   secara refleks, anjing itu berbalik dan langsung menggigit bibir bagian atas Maradona. Insiden bibir Maradona digigit anjing, ternyata berdampak serius pada penampilan pemilik gol Tangan Tuhan ini.   Sejak peristiwa nahas itu, Maradona selalu tampil brewokan dengan memelihara kumis, jambang dan jenggot dengan maksud menutupi luka cukup dalam  akibat gigitan anjing.   Tentang brewok Maradona ini   ada kisah menarik terkait hubungan Maradona dengan Tuhannya. Maradona te...

Saat Konten Menjadi Kontan

Sokrates, filsuf yang gemar keluyuran di pasar  dan  berdialog dengan orang-orang yang ditemuinya itu,  pernah berkata , “ hidup yang tidak dikaji adalah hidup yang tidak layak dihidupi.” Seiring perkembangan zaman, pandangan Sokrates sepertinya akan berbunyi  ‘ hidup yang tidak bisa ditonton , adalah hidup yang tidak layak dihidupi. ’ Media sosial berbagi video YouTube dengan sajian audio-visualnya yang bermacam-macam,     membuat   kehidupan     sehari-hari tak lebih dari urusan melihat/dilihat. Lebih jauh,   YouTube     membuat cara berpikir dan bertindak   selalu dalam kerangka   istilah-istilah   ‘prank’, ‘trending’ ‘viral,’ ‘subscribe,’ ‘viewers,’   ‘like/unlike,’ ‘comment,’ dan ‘share.’   Kultur selebritas YouTube dengan berbagai ‘content’ atau muatannya yang menyajikan  kegiatan sehari-hari   orang-orang  biasa, telah  menghadirkan pergeseran-pergeseran   dalam ...

Bergson Ogah Main Film

Sejak kemunculannya di peralihan abad 19 ke abad 20, film atau gambar bergerak, telah memicu ragam reaksi. Tak hanya dari kalangan awam yang cuma tahu asyiknya nonton film, tanggapan pada film juga muncul dari para seniman, teknokrat, birokrat, konglomerat, hingga ahli filsafat seperti pernah dialami oleh tokoh kita kali ini: Henri Bergson. Bergson yang hidup antara 1859-1914 di Paris, Prancis ini, bukan orang sembarangan. Meski di kalangan tertentu ia dikenal sebagai ahli filsafat yang pengaruhnya awet hingga kini lewat orang bernama Gillez Deleuze yang telah dengan sabar dan setia mengurai keruwetan pemikiran Bergson, khalayak justru lebih mengenal Bergson sebagai peraih nobel sastra pada 1928. Urusan Bergson dengan film bermula saat ia berpandangan, cara kerja film meniru praktik keseharian kita, terutama berkaitan dengan cara bagaimana kita memahami dan memaknai lingkungan sekitar. Contohnya kira-kira begini. Pagi tadi, sebelum sarapan, saya mengawali hari dengan bercakap-cak...

Permainan Rock Klasik Gus Im dan Wiji Thukul

Ciputat awal tahun 2000an. Itu masa ketika saya masih menjadi pendengar setia    radio M97   FM yang berhaluan   rock klasik. Nyaris saban hari,   kuping   saya disesaki    lagu-lagu   Goodbye to Romance , Dreamer, No More Tears   (Ozzy Osboourne);   musik-musik megah dan bergemuruh   macam Kashmir , Achiles   Last Stand   (Led Zepppelin); Highway Star , Burn (Deep Purple); Another Brick in the Wall (Pink Floyd); dan   tak ketinggalan Mustafa Ibrahim dari Queen; Ada juga lagu-lagu   misterius yang membius seperti A Whiter Shade of    Pale (Procol Harum) Stairways to Heaven (Led Zeppelin), House of the Rising Sun (Animal) hingga   Litle Wing , Purple Haze , dan All Along the Watchtower (Jimi Hendrix); lagu yang disebut terakhir aslinya milik Bob Dylan tapi kalah kesohor   dari versi Jimi Hendrix. Masih banyak   lagu-lagu   yang kerap di putar di M97 FM   term...

Kuil Nietzsche; Reaksi Penyair Binhad Nurrohmat atas Nietzsche

Penyair Binhad Nurrohmat adalah   seorang penyimak   dan pembaca   yang   tekun. Segala hal coba dia amati, baca, pahami,   dan hayati. Hasil-hasil pembacaan, pemahaman, dan penghayatan itu kemudian dia tuangkan dalam   bait-bait puisi. Sejumlah buku puisi Binhad Nurrohmat dari Kuda Ranjang (2004), Bau Betina (2007), Demonstran Sexy (2008), Kwatrin Ringin Contong (2014), Kuburan Imperium (2019), Nisan Annemarie (2020), hingga Kuil Nietzsche (2020) merupakan   tanggapan kritis dan kreatif Binhad Nurrohmat atas   segala hal yang—setidaknya menurut dia sendiri—telah tuntas dia baca. Membaca adalah suatu kegiatan personal yang   penuh resiko. Dalam konteks karya seni, seorang pembaca dapat terhanyut dalam apa yang dibacanya hingga tak jarang si pembaca kerasukan dengan   apa yang dibacanya; bacaan, biasanya tanpa disadari, ikut membentuk cara berpikir, bersikap, berperasaan, hingga mengambil keputusan si pembaca. Anda adalah...