Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2012

Pulang, dari John Denver, lewat Metallica, ke John Lennon

Seorang kawan, Bachwar Abdullah, melakukan pengamatan cukup cermat tentang lagu-lagu bertema pulang. Dalam amatannya ia mengajukan tanya reflektif sebagaimana ia tuliskan dalam kolom komentar di facebook atas status saya yang memuat ulasan tentang grup musik Arulan. Begini komentar Abdullah: “‘Mengapa begitu banyak para musisi yang menulis tema tentang Pulang." Hampir semua pernah menulis dan menyanyikannya, baik dari lokal, interlokal hingga internasional. Sebut saja mulai Micahel Learn To Rock yang pernah membawakan Home To You; atau Ozzy Osborne bareng Black Sabath, yang membawakan Mama, I'm Coming Home; lalu John Denver yang menyajikan Take Me Home dan Back Home Again; kemudian On My Way Home To You, yang dibawakan Michael Franks;  menyusul Billy Joel yang membawakan You're My Home; Motley Crue, yang bikin Home Sweet Home. Bahkan grup Metallica yang cadas itu, juga membawakan Welcome Home (Sanitarium); atau Take Me Home punya Phill Collins; kemudian kita juga ...

ARULANISME

Sampul CD Arulan dengan tanda tangan Sjahrul G. Bajumi (koleksi pribadi) Selain God Bless, Koes Plus, dan Panbers, satu nama band legendaris dari tanah air yang menjadi saksi hidup sejarah industri musik Indonesia adalah Arulan. Bermodalkan kepiawaian bermusik para personilnya serta keberanian menuangkan nada-nada yang akrab dengan cita rasa melayu Arulan menempati posisi khas dalam blantika musik Indonesia. Arulan adalah grup musik yang dibentuk pada era 1960-an oleh Sjahrul Gozy. Bajumi (SGB), kelahiran Palembang 12 Februari 1945, putra dari pasangan Bajumi Wahab bin Pangeran Abdul Wahad dan Sajidah binti Pangeran Muhammad Nuh. Dalam catatan pemerhati musik tanah air Jose Choa Linge, sebelum resmi mengarak bendera Arulan, band bentukkan SGB ini bernama Blues Swingers.  Beberapa nama lain yang terlibat atau sekurang-kurangnya pernah terlibat dengan Arulan ialah  Benny Thung, Ismet Januar,  M. Isa Tartusi, Eddy Syamsuddin,   Imran,  Rosihan N. ...

KUTUKAN ADAT DARI TIGA CERITA

Tiga cerita pendek, Tambo Kuno dalam Lemari Tua dari Muhammad Harya Ramdhoni (dalam Kitab Hikayat Orang-orang yang Berjalan di Atas Air , Penerbit Koekoesan, 2012), Kode dari Langit dari Dian Balqis (dalam Maaf …Kupinjam Suamimu Semalam , Kiblat Managemen, 2012) dan Mengawini Ibu dari Khrisna Pabichara (dalam Gadis Pakarena , Penerbit Dolphin, 2012) mengemukakan suatu tema serupa: kutukan adat! Ketiga cerpen, dengan berbagai pengucapan khas masing-masing pengarang Ramdhoni yang memadukan hikayat dengan cerita pendek, Balqis dengan style sastra perkotaan, dan Pabichara dengan model penceritaan lazimnya cerpen-cerpen populer di koran-koran, serentak melakukan persekutuan diam-diam melakukan penilaian atas adat. Ketiga cerpen mengedepankan aktualitas adat dan pada saat bersamaan mengemukakan suatu ironi pada setiap usaha menentang dominasi adat. Begini ceritanya. Tambo Kuno Mencatat Barbarisme Sampul Buku Kitab Hikayat Tambo Kuno dalam Lemari Tua (disingkat Tambo) adala...

ZIKIR CARA PENGANTIN SURGA

Sampul Buku "Pengantin Surga" Khazanah sastra dunia pernah mengenal beberapa cerita cinta klasik yang, dengan dukungan teknik penceritaan maupun isi cerita, dianggap mampu menyingkap romantika dalam diri anak manusia. Meski berlatar cerita berbeda dengan tokoh-tokoh yang berbeda-beda pula keseluruhan cerita cinta memikat nan menggetarkan kalbu itu memiliki keserupaan mendasar yakni berbicara tentang apa yang disebut Cinta. Topik-topik kunci dalam cerita cinta klasik itu misalnya rasa cinta yang meletup-letup, kesetiaan, pengkhianatan, intrik, perselisihan, kedengkian, gairah, kerinduan mendalam, hasrat, cinta tak berbalas, tragedi, kemalangan, dendam, bahkan sampai pada kesadaran pada yang ilahi. Beberapa cerita cinta paling terkenal sejagat yang pernah tercatat ialah Romeo dan Juliet, Kleopatra dan Mark Anthony, Lancelot dan Guinevere, Tristan dan Isolde, Paris dan Helen, Odysseus dan Penelope, Elizabeth Bennet dan Darcy, serta Marie dan Pierre Curie. Artikula...

MERENTANG SAJAK MADURA-JERMAN; CERITA KYAI FAIZI MENAKLUKAN JERMAN

Siapa Kyai Faizi? Ia seorang penyair. Tak cuma itu ia selain menguasai instrumen bass, disebut basis, juga ahli bis, orang dengan kemampuan membaca dan menuliskan kembali segala hal tentang bis seperti susunan tempat duduk, plat nomor, perilaku sopir berikut manuver-manuver yang dilakukan, ruangan, rangka mesin, hingga kekuatan dan kelemahan merk bis tertentu. Terakhir, ia seorang kyai pengasuh pondok pesantren dengan ribuan santri. Ia juga suka mendengarkan lagu-lagu Turki. Pria ramping nan bersahaja ini lahir di desa Guluk-Guluk, Sumenep, Madura. Sebagai penyair ia  telah membukukan syair-syairnya dalam bunga rampai Tuah Tara No Ate (Temu Sastrawan ke-IV, 2011); kumpulan puisi Delapanbelas Plus (Diva Press, 2007); Sareyang (Pustaka Jaya, 2005); Permaisuri Malamku (Diva Press, 2011) yang terbaru adalah Merentang Sajak Madura-Jerman Sebuah Catatan Perjalanan ke Berlin (Komodo Books, 2012).   Buku disebut terakhir merekam kesan-kesan Kyai Faizi  atas berbagai ...

KETIKA API DAN BUKU BERTEMU

Waktu itu sekitar paruh terakhir tahun 2000. Aku tengah suntuk-suntuknya menuntut ilmu di salah satu perguruan tak jauh dari pemukiman padat penduduk di kawasan Rawasari, Jakarta . Salah seorang empu berrambut sebahu memberi tugas kepadaku, juga kepada murid-murid lain, untuk mengulas satu tulisan karangan seseorang bernama Melani Budianta. Tak lupa, empu berrambut sebahu, seperti sering dilakukannya, berbaik hati membagikan fotocopian tulisan Melani ke murid-muridnya. Seingatku tulisan Melani Budianta itu, yang maaf-maaf aku lupa judulnya,  bercerita tentang ‘takdir’ buku di era di mana mesin-mesin industri percetakan sangat berkuasa. Tulisanku sendiri menyoroti masalah pertautan antara kuasa dan pengetahuan di buku-buku. Uraian Melani yang menarik, menggelitik, dan ciamik, membuatku penasaran akan sumber asli tulisan tersebut. Ternyata tulisan Melani adalah salah satu dari sekian banyak tulisan-tulisan lain yang terhimpun dalam satu buku tebal berjudul “Bukuku Kakiku” terbitan...

WIRID ANGIN:KEMESRAAN PUISI DAN INGATAN

Ingatan dan kenangan termasuk yang menjadi inti keprihatinan pemikir dan penyair. Para pemikir menjadikan ingatan sebagai pusat refleksi terkait kedudukannya sebagai sumber dan dasar pengetahuan sementara para penyair menjadikan kenangan sebagai penopang utama daya cipta. Puisi Doa dari Chairil Anwar termasuk puisi awal bagaimana ingatan berperan sentral dalam penciptaan puisi:“ //Tuhanku/Dalam termangu/Aku masih menyebut namamu/Biar susah sungguh/mengingat Kau penuh seluruh/cayaMu panas suci/tinggal kerdip lilin di kelam sunyi/Tuhanku aku hilang bentuk remuk/Tuhanku aku mengembara di negeri asing/Tuhanku di pintuMu aku mengetuk aku tidak bisa berpaling// ” Ingatan dalam puisi doa adalah jenis ingatan personal yang dapat menjelma menjadi ingatan kolektif. Pasalnya, hubungan pencipta dan ciptaan yang diperantarai oleh doa termasuk kesadaran dan laku personal yang bersifat umum. Puisi doa merekonstruksi ingatan seorang bernama Chairil Anwar yang terasing, kesepian, dan terus-m...