Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2013

ADA APA DI ALHAMBRA?

Ketakterdugaan yang konstan. Inilah saya kira yang menyebabkan tayangan-tayangan seperti 'Upin & Ipin,' 'Spongebob,' hingga  'Si Doel Anak Sekolahan' selalu enak dinikmati meski sudah berkali-kali ditonton. Ketakterdugaan yang konstan menyusup bahkan pada setiap lekuk peralihan adegan dari tayangan-tayangan tersebut hingga  tercipta apa yang disebut 'perpaduan  kenikmatan emosional dengan kenikmatan visual.'  Upin & Ipin tiba-tiba asyik bermain pesawat supercanggih kendati awalnya mereka sekadar bermain sepeda roda dua; Saat Spongebob terserang flu, Patrick tergopoh-gopoh menemui Spongebob di rumah nanasnya lantas  menyumbat tiap lubang yang ada pada 'tubuh kotak' sobatnya itu; Bang Mandra yang buta huruf dan gondrong diusianya yang menginjak usia belasan tanpa canggung mengenakan  seragam  merah putih dan gigih belajar membaca dengan cara mengeja khas murid kelas 1 SD. Ketakterdugaan yang konstan  tak hanya berl...

KATEGORI PENULIS MENURUT EZRA POUND

Berikut ini beberapa wawasan menarik tentang sastra, karya sastra, peran dan posisi penulis juga pembaca menurut salah seorang penyair besar dan kritikus sastra Ezra Pound yang saya terjemahkan secara bebas dari karyanya A B  C  of Reading yang terbit pertama kali pada 1934. Saat Anda memulai pencarian akan “unsur-unsur murni” dalam sastra Anda akan menemukan pemahaman bahwa sastra diciptakan oleh sosok-sosok yang termasuk ke dalam golongan-golongan berikut (1) para penemu yaitu seseorang yang menemukan sebuah proses penciptaan baru, atau sesiapa yang  karya-karyanya  secara luas memberi kita pemahaman ihwal contoh pertama dari sebuah proses penciptaan; (2) para guru  yaitu seseorang yang menggabungkan sejumlah proses penemuan serta menggunakan proses-proses tersebut sebagus bahkan lebih bagus daripada yang dilakukan para penemu sendiri; (3)  para pengencer  yaitu seseorang yang muncul setelah dua golongan pertama (penemu dan guru-red). Para p...

MALAM MAGIS DI REBOAN

W.S Rendra (ist) Puluhan orang, dari berbagai latar belakang, kebanyakan pelaku dan penikmat seni,   Rabu 29 Mei 2013 menyesaki Warung Apresiasi (Wapres) Bulungan Blok M Jakarta Selatan. Di hari itu   komunitas Sastra Reboan menghelat acara peluncuran buku kumpulan puisi almarhum W.S Rendra “doa untuk anak cucu” (Penerbit Bentang, 2013).   Rangkaian a cara tak hanya berisi pembacaan puisi, musikalisasi puisi, serta senandung tembang tapi juga bincang buku yang menghadirkan Ken Zuraida, istri almarhum Rendra, sebagai salah seorang nara sumber. Dipandu penyair Setiyo Bardono dan musikus Brandjangan acara dibuka setelah Zay Lawanglangit selaku ketua komunitas Sastra Reboan memberi kata sambutan. Usai Zay Lawanglangit memberi sambutan susul-menyusul mata acara digelar. Laila Uliel maju pertama membaca puisi. Gadis berkerudung itu sukses membawakan puisi Rendra yang bait pertamanya berbunyi Hujan lebat turun di hulu subur/ disertai angin gemuruh/ yang ...

Penyair yang Jatuh Cinta Pada Pandangan Kereta

Sehimpun puisi dalam Aku Mencintaimu  Dengan Sepenuh Kereta (2013) merekam interaksi kreatif antara penyair dengan kereta. Interaksi? Ya. Pasalnya nyaris semua puisi dalam buku kumpulan puisi ini membicarakan kereta dengan  aneka kekhasannya; masinis, peron, penumpang, tiket, rel, dan seterusnya. Lugasnya, tanpa ada kereta mustahil kumpulan puisi ini terbit dan dibaca. Pada hemat saya, yang mengesankan, dan sekaligus kekhasan, kumpulan puisi ini terdapat pada konsistensi penyairnya yang secara kreatif menyejajarkan citra-citra kongkrit dengan pelukisan-pelukisan yang nyaris abstrak. Dari khazanah surealis kita  belajar bahwa apa yang sedang dilakukan penyair ini merupakan fase awal  memasuki semesta yang disebut “pancaran dari yang profan” atau kerap pula disebut defamiliarisasi. Baris-baris dalam puisi berjudul Aku Mencintaimu Dengan Sepenuh Kereta memperlihatkan bagaimana citra-citra konkret dijadikan sarana mengucapkan perkara abstrak dan seb...

Konspirasi sebagai Panglima

konstelasi (sumber mapframe-nim.blogspot.com Konspirasi atau persekongkolan bertolak dari keyakinan adanya interrelasionalitas  satu peristiwa dengan serentetan peristiwa lain di waktu dan tempat tertentu. Konspirasi beroperasi dengan mendasarkan diri pada penalaran konstelasional; satu unsur dikatikan dengan unsur-unsur lain; satu sisi disangkutpautkan dengan sisi-sisi lain,  satu pernyataan dihubungkan dan disejajarkan dengan pernyataan-pernyataan lain.  Berbeda dengan asosiasi bebas yang cenderung menyangkal adanya tolok ukur obyektif sebagai acuan, cara berpikir konstelasional, sebaliknya, selalu menempatkan acuan obyektifnya  pada evaluasi-evaluasi, dialog-dialog kritis, konfrontasi-konfrontasi antara unsur yang satu dengan unsur lain.  Wajah Ganda Konspirasi Konspirasi beroperasi secara senyap dalam arti selalu mendasarkan diri pada kerahasiaan. Sisi menarik dari kerahasiaan dalam kospirasi terletak bukan pada muatan atau isi ke...

Filsafat Belanja

Belanja telah menjadi semangat zaman. Belanja tak hanya telah menjadi gaya hidup tapi lebih dari pada itu belanja adalah pilihan hidup. Tanpa pernah sekalipun berbelanja, kehidupan seseorang kemungkinan besar akan dicap sebagai terbelakang.  Di mana pun dan kapan pun kegiatan belanja akan dengan mudah kita sua. Di pinggir jalan, di pasar-pasar  tradisional, di  pertokoan, di  dunia maya, di mall-mall, dan masih banyak lagi.   source:medievalmagic Sebagian kalangan menilai aktivitas berbelanja   adalah   contoh terbaik dari gaya hidup hedonis dan materialistis. Selain itu, karena sebagian pelaku belanja berjenis kelamin perempuan, belanja juga kerap dituding sebagai perilaku yang memertahankan ketidakadilan jender. Menarik bahwa seiring kian gencarnya tanggapan sinis pada belanja orang-orang  justru terlihat kian militan saja dalam berbelanja baik untuk memenuhi kebutuhan primer, sekunder, maupun tertier masing-masing. Atas dasar ini,...

Meniru Jokowi adalah Kesesatan

Jokowi (Globalvoiceonline) Gaya kepemimpinan Joko Widodo, Gubernur DKI Jakarta, terus menjadi pusat perhatian. Gerak-gerik Joko Widodo dalam memimpin Ibu Kota kerap menjadi peristiwa politik yang memicu antusiasme khalayak ramai, seperti baru-baru ini diperlihatkan Jokowi dalam merespons banjir besar yang menggilir Jakarta. Melihat besarnya animo masyarakat pada model kepemimpinan Jokowi, demikian sapaan akrab Joko Widodo, para pemimpin ataupun calon pemimpin mulai menirunya. Peniruan terhadap model kepemimpinan Jokowi berlangsung secara terang-terangan dan diam-diam. Tiru-meniru dalam gaya memimpin adalah sebuah kewajaran. Tapi, khusus pada Jokowi, peniruan hanya akan melahirkan   mudharat daripada manfaat bagi si peniru. Peniruan sekadar mengidindikasikan sebuah ketersesatan nalar. Mengapa? Karena pertama, tiru-meniru mengisyaratkan adanya ketidakmatangan dan perasaan rendah diri dari seseorang; kedua gaya kepemimpinan Jokowi adalah khas karena boleh jadi tak berlandask...

Bola itu Indah

koleksi pribadi Sepak bola adalah jenis olah raga yang paling digemari di seluruh dunia. Pada tiap halaman surat kabar, nasional ataupun daerah, pemberitaan tentang sepak bola selalu mengemuka. Kendati demikian, apapun penjelasan dan pemberitaan tentang sepak bola satu yang pasti sepak bola pada dasarnya adalah jenis permainan belaka sebagaimana bisa diamati dari bendera ukuran besar bertuliskan  my game is fair play yang kerap diarak ke tengah lapangan sebelum pertandingan sepak bola dimulai. Antusiasme pada sepak bola menjangkiti tokoh-tokoh penting di luar lapangan bola. Antonio Gramsci  yang mahyur dengan teori hegemonipernah berujar “sepak bola adalah model masyarakat yang individualistis. Ia menuntut adanya tekad, persaingan, dan perselisihan,” tapi, kata Gramsci, “sepak bola diatur oleh aturan tak tertulis dari fair play.” Novelis, penyair, dan dramawan Oscar Wilde tak mau ketinggalan dengan sedikit berkelakar ia berkata “sepak bola sebagai sebuah permainan sangat ...

Menyadari Adat di Indonesia (Bag. IV)

Aspek Esoterik-Eksoterik Ada hal menarik mengenai adat yang luput dari perhatian para antropolog dan sosiolog modern, tapi sungguh diperhatikan oleh masyarakat adat sendiri, yaitu, bahwa adat memiliki banyak kategori atau jenis, dan kategorisasi ini dilakukan oleh masyarakat asli itu sendiri, tanpa campur-tangan outsider . Suku Riau membagi adat ke dalam 3 (tiga) kategori: (1) adat sebenar adat ; (2) adat yang diadatkan ; dan (3) adat yang teradat . [1] Adat sebenar adat ialah adat yang tidak berubah oleh kondisi dan situasi apapun, karena berasal dari Yang Ilahi. Ini adalah ‘aspek esoterik’ adat. Sedangkan dua jenis adat yang lainnya dapat berubah, karena dibuat untuk kepentingan sementara oleh pemimpin suku atau hasil musyawarah masyarakat itu sendiri. Ini adalah ‘aspek eksoterik’ adat. Adat yang diadatkan , dalam perspektif masyarakat asli Riau, berarti, sebagaimana diungkap oleh peribahasa: Adat yang turun dari raja, Adat yang tumbuh dari datuk, Adat yang cucur dari p...