Langsung ke konten utama

Montage


Montage (sering dilafalkan montase, dari bahasa Prancis) adalah istilah teknis pembuatan film setelah proses syuting selesai dilakukan dan mulai masuk ruang editing. Montage mencakup beberapa tipe yaitu kontras, paralelisme, simbolisme, keserentakan, dan "leitmotif" (pengulangam tema).
Maksudnya kira-kira begini. Dari sudut seorang pembuat film, ketika menghadapi beberapa gambar berbeda, yang diperlukan kemudian adalah cara bagaimana gambar-gambar tersebut disejajarkan, "dijembreng,"  serta terikat menjadi satu kesatuan menjadi narasi film.
Cara ini ditempuh  tak lain demi menghadirkan efek psikologis tertentu pada penonton misalnya sedih, bergairah, gembira, murung, takut, marah, galau dan lainnya; dalam kata-kata Pudovkin montage merupakan "metode yang mengendalikan 'panduan psikologis' bagi penonton."  Tipe-tipe montage yang telah disebut di awal tulisan dapat disebut sebagai, katakan prinsip, bagi sebuah penyatuan gambar-gambar dalan proses kreatif montage.
Montage paralel dengan apa yang disebutkan Lev Kuleshov, salah seorang perintis perfilman Soviet, pada siapa Pudovkin juga  Eisenstein menimba ilmu perfilman, sebagai "geografi kreatif." Salah satu percobaan mahsyur yang pernah dibuat Lev Kuleshov adalah ketika ia memasang gambar seorang aktor terkenal dari era  pra-revolusi bernama Moszhukin, yang dipadupadankan (intercut) dengan semangkuk sop, seorang wanita cantik yang sedang duduk,  dan bocah perempuan yang telah meninggal. Menurut Pudovkin dari rangkaian gambar tersebut terungkap aneka emosi  dari si aktor  sedang lapar,  sedih, dan sayang. Ini visualisasinya. dan ini 
Seiring perkembangan zaman, montage yang semula istilah khas perfilman itu kemudian diambil oper oleh disiplin lain baik di bidang kesenian  termasuk dalam hal penulisan prosa terutama yang berhaluan "arus-arus kesadaran". Musik-musik improvisasional kerap bertumpu pada kaidah-kaidah montage. Bahkan dalam khazanah filsafat Abad ke-20 montage juga turut memainkan peran sentral sebagai sebuah modus berpikir.
Seperti banyak cerita unik di balik sebuah penemuan penting yang biasanya berawal dari ketaksengajaan, penemuan montage juga seperti itu. Begini ceritanya seperti dituturkan oleh James Monaco (2000).
Rusia, 1917. Lev Kuleshov didaulat menjadi pemateri dalam sebuah workshop tentang penggarapan sebuah film. Pudovkin dan Eisenstein dua figur yang kelak dikenang sebagai praktisi dan teoritisi film paling berpengaruh di dunia, hadir sebagai peserta workshop.

Tiba saat praktik, Pudovkin dan Eisenstein mendadak kebingungan. Pasalnya, mereka tak mendapatkan stockfilm yang memadai sebagai bahan proyek mereka. Tak mau galau berlama-lama, Pudovkin dan Eisenstein, di bawah pengawasan Lev Kuleshov,   memutuskan untuk mengedit ulang film yang telah mereka buat; dari proses pengeditan ulang inilah terungkap sejumlah kaidah-kaidah pokok tentang teknik yang kelak dikenal sebagai montage. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hamsad Rangkuti dan Dua Cerpennya

Hamsad Rangkuti adalah salah satu penulis cerita pendek terbaik dan otentik. Ia, satu dari sedikit cerpenis kita yang mau dan mampu merumuskan pertanggungjawaban kepengarangannya secara cerdas dan tangkas. Ia cuplik satu fragmen kecil tentang dan dari  kehidupan sehari-hari lalu menuangkannya dalam sebuah Cerpen yang mengesankan. Cerpennya relatif tak berurusan dengan perkara-perkara besar dalam peta besar pemikiran misal menyangkut ideologi besar, pertentangan adat, kesamaan hak, atau lainnya.  Tapi, kendati demikian di balik cerpen-cerpennya yang sederhana tersirat begitu banyak suara, membuka peluang aneka tafsir. "Malam Takbir" (1993), "Reuni" (1994) keduanya di dalam buku "Kurma, Kumpulan Cerpen Puasa-Lebaran Kompas" (Kompas:2002) adalah Cerita pendek yang unik. Secara teknik keduanya bisa dibaca sendiri-sendiri tapi dapat pula dinikmati sebagai sebuah kesinambungan, semacam dwilogi. Berlatar hari-hari terakhir ramadan kedua Cerpen bertut...

Kwatrin Ringin Contong; Visi Maksimal Di Balik Puisi Minimal

Pengantar Buku kumpulan puisi Kwatrin Ringin Contong (Penerbit Miring dan Ar-Ruzz Media, 2014, selanjutnya disingkat KRC) menandai kembalinya Binhad Nurrohmat meramaikan panggung perpusian tanah air. Lewat  buku kumpulan puisi terbarunya ini Nurrohmat tampak  berupaya mengingatkan kembali arti penting “epik” dalam artikulasi estetis khususnya puisi. Nurrohmat terlanjur lekat dengan model puisi yang membabar aneka kawasan di mana nyaris tak seorang penyair pun mau dan mampu secara jujur, terbuka, dan percaya diri  menyelaminya; sebuah kawasan yang kerap dicitrakan sebagai liar, vulgar, jorok, dan menjijikan.  Walhasil, kehadiran KRC menjadi momentum kelahiran kembali puisi-puisi dari Nurrohmat dalam bentuk yang baru. Tapi, benarkah demikian? Untuk menjawab ini perlu ditelusuri kedudukan KRC di antara karya-karya Nurrohmat lainnya. Dari Kuda Ranjang ke Ringin Contong Beberapa buku kumpulan puisi yang sukses menempatkan penyair kelahiran Lampung 1 Janua...

KUTUKAN ADAT DARI TIGA CERITA

Tiga cerita pendek, Tambo Kuno dalam Lemari Tua dari Muhammad Harya Ramdhoni (dalam Kitab Hikayat Orang-orang yang Berjalan di Atas Air , Penerbit Koekoesan, 2012), Kode dari Langit dari Dian Balqis (dalam Maaf …Kupinjam Suamimu Semalam , Kiblat Managemen, 2012) dan Mengawini Ibu dari Khrisna Pabichara (dalam Gadis Pakarena , Penerbit Dolphin, 2012) mengemukakan suatu tema serupa: kutukan adat! Ketiga cerpen, dengan berbagai pengucapan khas masing-masing pengarang Ramdhoni yang memadukan hikayat dengan cerita pendek, Balqis dengan style sastra perkotaan, dan Pabichara dengan model penceritaan lazimnya cerpen-cerpen populer di koran-koran, serentak melakukan persekutuan diam-diam melakukan penilaian atas adat. Ketiga cerpen mengedepankan aktualitas adat dan pada saat bersamaan mengemukakan suatu ironi pada setiap usaha menentang dominasi adat. Begini ceritanya. Tambo Kuno Mencatat Barbarisme Sampul Buku Kitab Hikayat Tambo Kuno dalam Lemari Tua (disingkat Tambo) adala...