Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2018

ARTEREALITY

Beberapa waktu  lalu viral  video singkat yang menampilkan perabotan-perabotan jadul meliputi pinsil, kaset pita, tape recorder, setrika bertenaga arang, model-model jajanan dan permainan kanak-kanak di masa lalu, hingga lagu-lagu dan tayangan-tayangan televisi yang pernah hits di jamannya. Meski secara pengeditan terkesan asal-asalan, video pendek ini   cukup menarik perhatian begitu banyak orang. Di sadari atau tidak, model-model kreasi   macam ini, hampir pasti   mengandaikan     riset kecil-kecilan. Kerja artistik berbasis riset   diprediksi menjadi tren kini dan nanti setidaknya seperti dimaklumatkan Jeffrey T. Schnapp dan Michael Shanks (2009) lewat neologisme baru   dari mereka   “artereality.”   "Artereality" atau realitas arteri adalah   tanggapan kreatif bidang kesenian terhadap situasi mendua yang dihadapi kreasi artistik kekinian; Di satu pihak, pasar meminta dilakukan demistifikasi model produksi, di ma...

"Philoselfie"

Saat selfie (swafoto), orang biasanya hanya memotret bagian paling unik serta menarik dari dirinya dan ogah menjepret bagian-bagian yang menurutnya buruk dan memalukan hingga tak layak dibagikan pada orang lain. Sampai saat ini jarang saya lihat foto selfie orang saat ia sedang menghayati ngupil atau menguap dengan mulut menganga maksimal. Belum pernah juga saya lihat pose selfie orang saat menikmati aksi bersih-bersih sisa makanan yang nyangkut di sela-sela gigi. Begitulah pemirsa.   Apa-apa saja yang dipotret lalu dibagikan,  itulah yang disebut sebagai citra, sedangkan tindakan terus menerus memotret bagian paling menarik dari diri untuk kemudian secara sadar dibagikan ke orang lain disebut pencitraan. Pembelahan citra dan pencitraan menyiratkan pertanyaan, dari citra yang tertangkap oleh mata, manakah yang paling mewakili karakter "ori" seseorang yang gemar berswafoto? Bermasalahkah kejiwaan orang yang setiap saat beraksi selfie? Sebentar....

Aku Komentar Maka Aku Ada (2)

Perbedaan  kritik dan komentar: kritik melakukan penilaian kemudian menciptakan sebuah putusan. Sebuah klaim; baik atau buruk, indah atau jelek dll. Penilaian bertitik-tolak dari sebuah keyakinan ada yang sengaja disembunyikan di balik apa yang tampak dan terlihat. Nah, yang tersembunyi ini kita sebut saja maksud, makna, yang hakiki, atau lugasnya yang orisinal. Kritikus alias orang yang kerjanya mengeritik, juga bukan orang sembarangan. Dia biasanya punya kewenangan tertentu misal karena latar belakang riwayat pendidikan.  Latar belakang ini penting karena nanti bisa jadi bekal untuk pertanggungjawaban atas keputusan-keputusan yang dia buat. Jadi tidak asal bunyi. Kritikus seni, sebagai contoh, berarti orang berlatar belakang pendidikan kesenian yang kerjanya mengeritik karya seni, menentukan kualitas karya seni.  Pertimbangan-pertimbangan kritikus seni umumnya berpijak dari dan demi karya seni itu sendiri. Perkara-perkara di luar karya seni adalah o...

Aku Komentar Maka Aku Ada (1)

Kita, aku dan kamu. Iya kamu adalah mahluk cerewet. Segala hal dikomentari entah apakah komentar itu bagian dari profesi  atau ungkapan dari naluri purbamu yang tak bisa hidup tanpa komunikasi. Lepas dari logika dagang yang sering menyelinap di balik intensitas komentar, keberadaan seseorang di muka bumi masa kini, tampak akan lebih ditentukan oleh seberapa hebat dan menarik dalam berkomentar. Aku komentar, maka aku ada. Lihatlah! Status dan cuitan penuh sesak oleh komentar, belum lagi jelas-jelas tersedia kolom komentar di nyaris semua jejaring sosial juga media daring. Komentar yang "nota bene" sekadar sisipan seringkali lebih menarik dari perkara pokok/inti permasalahan yang sedang disampaikan.  Sebutan "cebong, kampret, gabener dan wagabener, jokower, ahoker, sist, bro, gan, otw, btw, say, bun," dan seterusnya adalah istilah-istilah yang setahu saya awalnya bersumber dari komentar warganet di media sosial, tapi pada perkembangannya menjelma ...

Wanita atau Harimau?

Frank R. Stockton, seorang penulis Amerika, punya cerita menarik yang  judulnya "Lady or the Tiger." Begini ringkasannya: Pada jaman dahulu, hiduplah seorang raja yang lumayan kejam. Selain agak kejam sang raja terkenal kreatif dan inovatif. Raja punya seorang putri  cantik yang jatuh cinta pada ksatria tampan. Sialnya, hubungan putri dan si ksatria  tak direstui raja. Episod pacaran diam-diam putri dan ksatria terhenti saat raja akhirnya tahu hubungan mereka. Raja murka sudah biasa dalam dongengan. Yang tak biasa adalah cara raja mengadili  si ksatria. Di hari pengadilan. Dua buah pintu kembar ukuran besar disiapkan. Di balik pintu pertama, raja menempatkan harimau buas dan di balik pintu kedua, raja menaruh wanita yang kecantikannya setara dengan kecantikan tuan putri--kalau di sini mungkin mirip Pevita Pearce. Wanita di balik salah satu pintu, ternyata fans berat si ksatria dan sering membuat hati si putri meleleh terbakar api cemburu. Jika si ksatri...

Pak Guru Germaine

Albert Camus (courtesy:www.wikipedia,com) Nama lengkapnya Louis Germaine. Dia adalah guru di salah satu Sekolah Dasar Negeri di Prancis, saksi mata bagi zaman yang penuh kemalangan serta kengerian akibat Perang Dunia Pertama. Salah satu murid pak guru Germaine bernama Al, seorang bocah yatim, tak terurus, dan dari keluarga melarat. Bapak Al meninggal dunia di medan perang saat Al belum berusia satu tahun. Al dan saudaranya yang lain hidup bersama nenek dan ibunya yang buta huruf dan hampir tuli. Tak seperti orang lain yang memandang sinis pada Al, pak guru Germaine melihat potensi besar dalam diri Al dan tak lama Al pun belajar di sekolah di mana pak Germaine sebagai salah seorang pengajarnya. Tiga puluh tahun kemudian. Al bekerja sebagai wartawan dengan minat besar pada sastra juga drama. Naskah drama dan novel-novelnya diakui para pecinta sastra di seluruh dunia sebagai salah satu yang terbaik. Al punya ikatan batin dengan pecinta sastra Indonesia saat satu novelnya, ...

Siaga Wacana

Gerak-gerik teman-teman Fb saya ini menarik. Satu wacana yang terlempar dari status satu dan beberapa teman, seketika mendapat tanggapan dari beberapa teman lainnya. Begitu dan begitu terus, tak pernah berhenti. Misal, beberapa teman lewat statusnya secara bertubi-tubi memromosikan khilafah, menyerukan boikot terhadap produk-produk Amerika dan Israel, nyinyir lahir batin pada pemerintah karena tokoh idolanya kalah di Pemilu, hingga menyebarkan kata-kata mutiara b erbasis syari'ah. Nah, status-status model di atas pada waktu nyaris bersamaan, langsung mendapat tanggapan kontra atau anti dari teman-teman Fb lainnya; baik lewat "meme" lucu maupun catatan panjang lengkap dengan daftar pustaka. Menariknya, antara teman-teman pemilik satu wacana dengan wacana lain seringkali tak saling kenal. Tapi, meski begitu, di antara mereka seperti ada kesepakatan diam-diam untuk berkewajiban saling melempar wacana tanpa jeda dan tanpa kenal lelah. Fb pun menjelma medan kontest...

Tubuh Pelukis dan Tubuh Dunia

Kata mbah Maurice Merleau-Ponty pelukis selalu berkarya dengan mata dan tangannya. Realitas dunia baik yang ada di dalam maupun di luar dirinya, ia goreskan ulang dalam wujud garis dan warna. Segala hal di dunia, yang sebelumnya tak tampak, menjadi terlihat jelas lewat kreasi pelukis. Pelukis tak semata membuka diri pada dunia sekeliling tapi ia sekaligus menggumulinya, lantas secara kreatif menuangkan hasil-hasil pergumulan dan persentuhan langsungnya dengan dunia menjadi  sebuah karya yang nota bene adalah perluasan momen kebertubuhannya di dunia. Intinya, kalau mau menyaksikan penampakan dunia terkini lihatlah karya-karya pelukis paling mutakhir. Anjaaay! Thx Imam foto jaman oldnya. Kata mbah Maurice Merleau-Ponty pelukis selalu berkarya dengan mata dan tangannya. Realitas dunia baik yang ada di dalam maupun di luar dirinya, ia goreskan ulang dalam wujud garis dan warna. Segala hal di dunia, yang sebelumnya tak tampak, menjadi terlihat jelas lewat kreasi pelukis. ...

Arthur dan Perempuan Cerewet

Arthur Schopenhauer (courtesy:www.wikipedia.com) Namanya Arthur. Dia hidup dari 1788 - 1860. Siapa dia? Kita simpan dulu jawabnya karena ada yang lebih menarik dari kisah hidupnya tinimbang identitas lengkapnya. Arthur pernah hidup ngontrak dan punya tetangga seorang wanita tua yang bawel dan menjengkelkan; barangkali tipikal wanita paruh baya yang kalau nonton sinetron, ikut teriak-teriak menghujat tokoh jahat di sinetron, yang dianggap sudah bertindak kelewat batas hingga mengakibatkan si tokoh utama, biasanya wanita cantik berambut lurus dan berkulit putih, mewek-mewek hingga air matanya menghapus pupur dan gincunya. Tak tahan dengan ulah wanita tua ceriwis, kesabaran Arthur habis. Dengan wajah dingin, ia datangi si wanita tua, mendorongnya dengan kasar hingga terjatuh. Bahu wanita tua cedera. Tak terima dengan perlakuan Arthur, wanita tua menuntut ganti rugi, meminta Arthur bertanggung jawab atas luka-luka yang dideritannya. Singkat cerita, Arthur diharuskan menafka...

Akhir cinta Dora dan Walter Benjamin

Dora & Walter Benjamin (courtesy:www.whokilledwalterbenjamin.com) Sudah bukan rahasia lagi, setiap tokoh bepengaruh entah itu di bidang pemikiran, aktivisme sosial, bisnis pertunjukan, atau lainnya kehidupan di balik layar si tokoh kerap menyimpan kisah mengejutkan, seperti dialami oleh tokoh kita kali ini: Walter Benjamin. Seperti diceritakan oleh salah seorang sahabat dekatnya yang bernama Gershom Scholem, pada April 1921 rumah tangga Benjamin dan sang istri Dora Pollack mencapai tahap paling gawat m enjelang perpisahan mereka. Sampai 1923 Benjamin dan Dora sebenarnya hidup bersama tapi, kebersamaan itu hanya demi anak semata wayang mereka yang bernama Stefan. Rentang waktu sekitar dua tahun itu, status Dora dan Benjamin lebih sebagai teman dan mereka sepakat tidur terpisah. Pisah ranjang dalam arti yang harafiah barangkali. Lantas, kenapa Dora sampai meninggalkan Walter Benjamin? Sekali waktu Dora mengunjungi Gershom Scholem di Munich sambil menggandeng gebetan...

Tangis Hermann Cohen

Barangsiapa meragukan arti penting seorang bernama Immanuel Kant (hidup antara 1724 - 1804) dalam khazanah pemikiran Barat modern, sesungguhnya ia belum belajar filsafat Barat secara kaffah. Sungguh. Ini bukan klaim kosong. Posisi Kant dalam sejarah filsafat barangkali setara dengan kedudukan Imam Ghazali sang "Hujjatul Islam" yang amat mahsyur dalam tradisi pemikiran Islam. Kant adalah figur yang mau dan mampu mendamaikan dua kutub sama kuat dalam sejarah gagasan, utamanya tentang persoalan dari mana sebenarnya sumber pengetahuan kita; apakah murni bersumber dari akal budi atau dari pengalaman belaka. Nah, eyang Immanuel Kant ini secara mengesankan berhasil menyelaraskan dua kutub itu sambil teriak-teriak "beranilah berpikir sendiri, gaes!" Salah seorang pemeluk teguh ajaran Kant bernama Hermann Cohen (1842-1918). Doi tidak hanya ngajar di salah satu kampus terkemuka di Jerman tepatnya di Universitas Marburg tapi ia juga menduduki posisi sangat strategi...

Gajah

Tulus. Dialah satu dari sedikit penyanyi pop yang berani menjadikan gajah sebagai judul lagu. Menurut Tulus, gajah adalah hewan yang besar, cerdas, setia kawan, berani bertarung sendirian, punya daya ingat luar biasa, tak bisa melompat tapi mahir berenang. Kang Tulus beruntung memiliki panca indera sempurna sehingga pemahamannya tentang gajah relatif ok. Aa Tulus tak perlu repot-repot cek-cok dengan orang lain, yang punya pengetahuan berbeda tentang gajah, seperti cer ita yang sering kita dengar di bangku sekolah, ceramah keagamaan di majlis ta'lim ibu-ibu, seminar motivasi, dan lainnya tentang beberapa orang buta yang bertengkar hebat mempertahankan pendapat masing-masing tentang wujud gajah. Dirimu ingat cerita itu? Saya kasih tambahan info ya. Cerita terkenal itu aslinya adalah sebuah puisi berjudul "The Blind Man and the Elephant" karya seorang penyair sekaligus wartawan Amerika ternama, bernama John Godfrey Sake yang hidup 1816-1887. Puisi bergaya naratif...

Gajah Pada Dirinya Sendiri

Membaca tulisan saya sendiri di status sebelum ini, yang omong tentang gajah, saya ko masih penasaran ya kayak masih ada yang ngegantung gitu. Baik saya lanjutkan dengan bagian kedua deh. Perbedaan titik tolak dan cara pandang dalam mengamati sesuatu mengakibatkan perbedaan pengetahuan, pemahaman dan atau pengertian; ini persoalan yang dihadapi keenam orang buta yang terlibat rusuh karena masing-masing punya klaim sendiri-sendiri tentang gajah. Tapi, ternyata, bukan hanya orang buta loh yang memiliki masalah seperti di atas. Orang dengan panca indra sempurna pun tak luput dari problem tersebut. Penyanyi Tulus, seperti telah saya sebut di tulisan sebelum ini, juga berlaku masalah itu. Bukankah yang disebut Tulus dengan gajah adalah hewan besar, cerdas, setia kawan, punya ingatan kuat, tak bisa lompat tapi bisa berenang tak lebih dari, katakan, sifat-sifat gajah? Arti, hakikat, atau gajah pada dirinya sendiri sama sekali tak disinggung Tulus. Mengapa bisa demikian? Manusi...

Piss

Diusianya yang makin tua, dunia tak henti diguncang sengketa; Rivalitas Korea Utara dengan Korea Selatan masih memanas, meski untuk sementara waktu menjadi hangat-hangat HP kelamaan dipake nelpon berjam-jam, seiring tekad keduanya menyukseskan Olimpiade Musim Dingin 2018 di Korea Selatan; beberapa negara di Timur Tengah masih berlumur darah; parade wajah pengungsi di kolong langit Myanmar masih nelangsa; puluhan bocah Asmat, Papua bergelimpangan meninggal dunia karena wabah; persekusi dan saling curiga meluber hingga tingat RT dan RW di sekitar rumah saya, haters meluapkan kebencian tanpa alamat yang jelas; Perdamaian sekadar menjadi sebaris kata antik yang teronggok lesu di Kamus Besar Bahasa Indonesia. "So much trouble in the world" begitu kata legenda musik reggae Bob Marley, bahkan John Lennon jauh-jauh hari berteriak "give peace a chance!" Dalam situasi seperti itu, mungkinkah perdamaian tercipta di muka bumi? Bila mungkin, bagaimana caranya? Ini pert...

Milea & Pangeran Brengsek

Vanesha Prescilla alias Milea (courtesy:www.bintang.com) Judul di atas salah satu lagu dari komplotan musisi top yang tergabung dalam Kantata Takwa. "Pangeran Brengsek" ada di album kedua Kantata Takwa (1998) bersama dengan lagu-lagu lain seperti "Nyanyian Preman," "Lagu Buat Penyaksi," "Anak Zaman", "Asmaragama", "Panji-Panji Demokrasi", dan lainnya. Ditingkahi permainan gitar yang gahar lagu Pangeran Brengsek diisi vokal Sawung Jabo yang serak dan berat. Iwan Fals yang biasa bernyanyi, di lagu ini, dia asyik bermain gitar saja. "Pangeran brengsek gudel ngepet Suka nyopet mati disantet Pangeran brengsek gegar otak Padahal jelas tak punya otak." Kata "pangeran" tampaknya mau menunjukkan praktik nepotisme yang menggejala di lingkup pergaulan politik kita setidaknya saat lagu itu tercipta. Asal ada darah pembesar mengalir di darah seseorang, maka seseorang itu sudah memiliki satu modal fund...

Negara Egois

Thomas Hobbes (courtesy:www.wikipedia.com) Hai kaum egois! Dalam kesendirian dan kesunyian malam di Februari yang dingin, dirimu mungkin pernah bertanya mengapa tindakanku harus sesuai dengan tata tertib dan harus pula mematuhi aturan-aturan yang berlaku? Kenapa gw ga boleh melakukan apa yang membuat gw senang, dan menciptakan hukum buat gw sendiri? Mengapa gw harus menerima adanya hak-hak orang lain dan diakui oleh hukum yang berlaku pula buat gw, dan saat yang sama mengakui kewenangan pihak lain membatasi ruang gerak gw untuk harus begini ga boleh begitu? Mengapa oh mengapa! Model-model pertanyaan di atas bisa dipastikan lahir dari mulut orang-orang yang menempatkan kepentingan diri di atas kepentingan orang lain. Dalam situasi sosial dipenuhi orang-orang yang memosisikan "diri sebagai panglima," bisa dipastikan bentrok akan sering terjadi, tawuran merebak di lorong-lorong kota, berita tentang kekacauan dan kerusuhan jadi santapan sehari-hari, jual-beli ...